Ketika menonton film ini kesan yang
gua dapat pada film ini adalah : “GILAAAAA NIH FILM SADIS BENEEEEEER”
dari awal sampai akhir film ini menyuguhkan banyak sekali adegan-adegan
sadis yang membuat orang-orang mengernyit ngeri dan bahkan menganga
penuh keterkejutan. Kekejaman film ini bisa hampir disetarakan dengan
SAW. Bedanya kekejaman SAW adalah menyiksa orang untuk hidup, di film
ini kekejaman diwujudkan dengan pembunuhan tanpa ampun dan tidak pandang
bulu, termasuk anak-anak. Adegan-adegan pemboman dan penembakan keji
dan sadis digambar secara eksplisit pada film ini. Yak Ollooooh ngeri
amat yak!
Adegan
pembukaan dalam film ini adalah sekelompok tentara yang membawa
tahanannya kesebuah persawahan untuk melakukan permainan. Para tawanan
itu dipaksa melewati sebuah petak sawah yang sudah ditaruh ranjau.
Dengan keji para tentara itu memaksa para tahanan melewati petak sawah
tersebut. Dan benar saja, salah satu dari mereka menginjak bom dan
hancur. Kontan ketakutan yang para tahanan alami menjadi dua kali lipa
lebih mengerikan. Sayangnya mereka yang selamat tidak bisa melenggang
pulang sambil cipika-cipiki (walaupun sebenarnya itu tidak akan pernah
terjadi), mereka yang selamat kemudian ditembaki dengan keji sampai
semua mati. Kemudian mayat mereka ditinggalkan begitu saja dipetak
persawahan tersebut. Cerita berlanjut dengan kedatangan kelompok
kemanusiaan yang ingin membantu rakyat burma yang sudah lama menderita.
Mereka mendatangi rambo dan menggangu ketenangan hidup rambo yang sudah
tenang hidup menyendiri saat ini. Mereka menginginkan rambo mengantar
mereka ke wilayah dimana para penduduk tinggal untuk memberikan bantuan.
Pada awalnya rambo menolak, namun akhirnya menyetujuinya.
Lanjut
cerita pada akhirnya rambo mengetahui bahwa kelompok kemanusiaan
tersebut tidak kunjung kembali. Lalu sekelompok pasukan bersanjata
didatangkan untuk menyelamatkan kelompok tersebut. Rambo a.k.a sang
kakek juga tergedor hatinya untuk ikut membantu. Walhasil aksi tembak
menembak yang brutal terjadi dalam usaha penyelamatan itu.
Segi cerita…
lupakan kekuatan dan kehebatan cerita yang disajikan. Si kakek rambo
alias si stalone sendiri membuat cerita seringan mungkin. Namun walaupun
ringan ada nilai-nilai yang dimasukan dalam cerita ini. Seperti kata
orang, semakin tua seseorang maka semakin bijaksanalah dia. Dan benar
saja, rambo yang ditampilkan dalam film ini adalah sosok rambo yang
lebih bijak namun lebih kejam. Dalam film ini mereka membunuh bukan
dikarenakan suatu balas dendam atau yang lain. Mereka membunuh
dikarenakan mereka harus membunuh. Membunuh untuk menyelamatkan diri
sendiri.
Segi akting…
ya apa lagi ini. Jangan harapkan akting berkaliber oscar akan
didapatkan disini. Walaupun misalnya Rambo IV bertaburan bintang oscar
seperti julia robert, Leonardo DeCaprio dan lain-lain itu pastinya tidak
akan membuat nilai plus dalam film ini. Sebagai saran, jangan pedulikan
bagaimana akting si sarah atau si rambo. Pedulikan perhatian kalian
terhadap kesadisan dan kekejaman dalam film ini. Karena hanya itulah
yang ditampilkan dalam film ini.
Segi
gambar, film ini berhasil memberikan gambaran-gambaran kekejaman secara
eksplisit atau jelas. Biarpun gambar itu berlangsung dengan cepat namun
kita masih bisa mendapatkan fokus dari gambar tersebut. Adegan kaki
orang yang meledak, adegan kepala orang yang pecah atau terkena hantaman
anak panah dapat disaksikan dengan baik walaupun berlangsung dengan
cepat. Ini dikarenakan film ini didukung dengan pengeditan yang baik
sehingga gambarnya dapat berlangsung cepat namun tetap fokus. Film ini
juga sebenarnya ingin memberikan sinematografi mengenai lanskap
hutan-hutan dan seting lainnya. Namun karena digarap dengan biasa saja
makan keindahan alam dari lokasi syuting tersebut malam terkesan biasa
saja.
Overall
film ini entah bagaimana mau disampaikan. Cukup seru untuk dijadikan
tontonan bareng temen-temen karena penuh dengan adegan aksi dan minim
dialog-dialog berat. Dan pastinya setelah selesai kalian akan dengan
puas keluar dari gedung bioskop, karena film ini berakhir dengan happy
ending dan ditambah endingnya cukup berbeda. Dimana Rambo yang setelah
lama menetap di Thailand kembali ke kampung halamannya—California.
Pemain
Sylvester Stallone, Julie Benz, Matthew Marsden, Paul Schulze dan para penduduk mati yang tidak berdosa
Sutradara
Sang Rambo sendiri.
Genre
Sadistic Action
Runtime
93 Menit
Bujet
Mahal pastinya
Rating
Dewasa
Score : 7 / 10
(Katanya
ini adalah film rambo yang terakhir. Semoga benar-benar yang terakhir.
Karena jika masih ada rambo V, kita bisa melihat sang Rambo berjalan
dengan kaki gemetar dan ditopang tongkat. Jadi sedikit membutuhkan
bantuan Pamela Anderson agar bisa segar untuk beberapa saat.)
Belum ada komentar pada Artikel : "Film : Rambo IV In The Serpent’s Aye " | Jadilah yang pertama memberikan komentar pada postingan ini : )
Post a Comment