Pages

May 1, 2008

Film : Radit dan Jadi


 
 
 
 
 
 
 
 
 
Waaaah nih film nabok abis ternyata. Biru-biru muka gua jadinya. Wekekekekek. Enggak sih, enggak secara harafiah. Namun nih film memiliki kekuatan yang hebat banget sehingga orang-orang bakalan tersentuh sama jari orang disebelahnya (?!) kok gua jadi gak nyambung gini sih. 
 
Film ini menceritakan tentang sepasang muda-muda, yang sudah menikah dan kawin, yang menjalani hidupnya berdua dan mengira dunia ini hanya milik mereka berdua (memang pasangan yang nyolot). Mereka menyukai pekerjaan yang penuh tantangan. Sebuah pekerjaan yang tidak semua orang mampu melakukannya. Karena pekerjaan ini membutuhkan talenta dan kecakapan dalam pengerjaanya. Pekerjaan menantang yang mereka kerjakan adalah. Jreng-jreng-jreng (diiringi orkes yang membangun semangat) MALIIIIING!!!!! Ya! Benar sekali saudara-saudara mereka suka mencuri barang-barang orang pada tempat dan waktu yang mereka mau. Bisa di rumah makan, bisa direstoran dan bisa ditempat dimana orang-orang pada makan. Mereka juga suka mencuri di supermarket dengan Jani sebagai pengalih perhatian. Radit adalah seorang pecandu narkoba yang miskin. Udah miskin, nyandu lagi. Mati aja lo sana! Mereka terus bersenang-senang sampai suatu saat sebuah hal yang membuat mereka terpaksa harus merubah cara hidup mereka. Jani HAMIL. Sehingga mereka harus bekerja keras agar bisa mendapatkan uang. Karena sebentar lagi mereka tidak Cuma bekerja untuk kelangsungan hidup 2 orang tetapi 3 orang. Berbagai cara dilakukan radit sebagai seorang suami agar dapat menafkahi istrinya dan calon buah hatinya. Dia bekerja serampangan asal bisa mendapatkan uang. Selain itu ia juga harus melawan keinginnanya untuk mengkonsumi narkoba.

Film ini menyuguhkan klimaks yang cukup mengejutkan dan membuat gua tersentuh, terenyuh, dan renyah ((?!) emang makan?). ditambah ending yang pastinya membuat cewek-cewek, atau cowok yang sensitif menangis. Orang waktu gua nonton embak-embak perobek tiketnya yang terkadang suka makan gaji buta, nangis pas filmnya selesai.

Cerita dari film ini boleh dibilang sangat bagus dan mungkin terjadi diluar sana (aduh, gua lupa nih film based from true story apa enggak ya). Jalan ceritanya mengalir cukup baik walaupun terkadang alirannya melompat-lompat tanpa adanya transisi yang mulus. Walaupun begitu kita lantas tidak dibuat bosan, karena aliran jalan ceritanya mampu membuat penonton ikut merasakan feel yang diberikan oleh film tersebut.

Segi akting, gua mengaggumi aktingnya fahrani yang walaupun baru-baru ini main film namun sudah memberikan kualitas akting yang baik. Hampir tidak ada adegan dimana ia memberikan kemampuan aktingnya yang tidak prima atau mungkin kedodoran. Semua adegan yang dia mainkan berjalan mulus. Dia dapat masuk kedalam karakternya dan membuat hidup karakter itu terasa nyata. I don’t know mungkin dari cara bicaranya atau hal lainnya yang membuat dia sebegitu meyakinkannya.

Vino G. Bastian, pada awal film ini main yang gua tangkep dari dia adalah akting sama dan tanpa perubahan pada film Realita Cinta dan Rock n’ Roll hampir nyaris tidak ada perubahan. Gaya dan cara bicaranya SAMA. Namun menjelang film masuk kebagian tengah aktingnya mulai menunjukan peningkatan. Dan menuju ke akhir film aktingnya secara cukup signifikan semakin baik. Yaaa walaupun ada beberapa adegan dimana aktingnya terasa kedodoran dan kurang meyakinkan atau bahkan aneh.

Segi pengambilan gambar. Dalam film ini banyak sekali gambar-gambar yang diambil dengan cara di zoom. Dan hampir keseluruhan film ini menggunakan handle camera (atau kamera tangan). Sehingga gambar sering bergoyang-goyang. Namun menurut gua itulah salah satu aspek wajib dalam membuat film seperti ini. Tema dan cara mengambilan gambarnya terasa menyatu dan cocok. Namun kelemahannya adalah pergantian adegan dengan konsentrasi yang terlampau frontal. Sehingga perubahan fokus adegan jadi terlalu cepat. Orang yang baru saja menfokuskan diri pada konsentrasi adegan A secara tiba-tiba harus dengan cepat beradaptasi dengan Konsetrasi adegan B. Tanpa ada transisi atau adegan penghubung yang membuat perubahan cerita menjadi begitu frontal.

Overall film ini emang wajib banget ditonton. Apa lagi sama anak-anak muda. Film ini mengetengahkan kekuatan cinta yang dapat mengalahkan segalanya, namun sayang tema Love Will Find a Way tidak berlangsung mulus disini. Namun keluar dari hal itu kalian gak bakalan menyesal mengeluarkan sejumlah uang untuk menonton film ini. Gua jamin itu.

Pemain
Vino G. Bastian, Fahrani
Sutradara
UPI Widianto
Genre
Drama
Rating
Dewasa
Durasi
Meneketehe
Budget
Pastinya lebih jauh lebih rendah dari film-film luar.


Score : 7 / 10
(Mungkin maksudnya film ini pengen dibikin kaya Romeo + Juliet kali ya. Dengan ending dan klimaks yang berbeda. Yaaa itu bisa diterima)

Related Posts...

Belum ada komentar pada Artikel : "Film : Radit dan Jadi" | Jadilah yang pertama memberikan komentar pada postingan ini : )

Post a Comment