Pages

February 20, 2013

Mitos dan Fakta dalam Bioskop



Pernahkah kamu pergi ke bioskop dan menyadari bahwa ada beberapa hal menarik yang kita temui disana. Seperti, kenapa tidak ada deretan kursi I dan O dalam studio. Atau, kenapa ada tiga proyektor dalam 1 studio? Semua hal-hal tersebut memang tampak remeh. Cukup banyak pula orang yang bertanya-tanya soal hal itu. Ini penjelasannya.

1. KENAPA KITA HARUS PILIH KURSI SEBELUM NONTON?

Ini merujuk pada situasi bioskop kita pada zaman dahulu. Jika kalian mengetahui bioskop tua Grand yang terdapat di kawasan Senen, Jakarta, terdapat teralis besi pada pintu masuknya. Ini dilakukan karepa pada zaman dulu penonton Indonesia tidak seelegan zaman sekarang ini.
Animo orang Indonesia datang ke bioskop pada zaman dahulu begitu hebat dan kuat. Maka sering terjadi kehebohan bahkan kerusuhan menjelang masuk studio, karena orang-orang berebut untuk masuk.
Selain itu, pada zaman dahulu setiap penonton yang sudah memiliki tiket bisa duduk di kursi mana saja. Ini membuat banyak penonton kesulitan memilih tempat duduk. Sekarang pemberlakuan untuk memilih kursi dilakukan untuk memudahkan calon penonton serta mencegah keributan menjelang masuk studio.
Selain juga untuk mencegah adanya penonton ilegal yang menyeludup ke dalam studio. Lagipula, kita tentu ingin mendapatkan posisi paling enak untuk menonton kan?

2. KENAPA ADA DUA PROYEKTOR DALAM 1 STUDIO?
Beberapa tahun yang lalu, bioskop-bioskop Indonesia masih memakai proyektor pita 35mm. Sementara 1 roll pita film biasanya berdurasi 20-30 menit, dan film-film yang tayang durasinya rata-rata 90 menit. Bahkan, film Titanic (1998) atau Pirates of Caribbean: At Worlds Ends (2007) durasinya mencapai lebih dari tiga jam. Karena itulah studio membutuhkan beberapa proyektor.
Penggunaan beberapa proyektor ini untuk menjaga kesinambungan film selama pemutaran. Jadi, begitu roll film di proyektor 1 habis, maka otomatis berpindah ke proyektor 2. Ketika telah terjadi perpindahan, petugas akan mengganti roll film di proyektor 1 dengan roll yang baru. Lalu ketika roll film di proyektor 2 habis, maka gambar otomatis berpindah ke proyektor 3. Begitu seterusnya.
Namun sekarang penayangan film dengan metode roll 35 mm ini sudah mulai tidak digunakan lagi. Bioskop-bioskop sudah menggunakan proyektor digital yang lebih efisien dan canggih. Di sini, film akan disimpan dalam sebuah hard disk drive berukuran besar, lalu ditayangkan lewat satu proyektor saja.
Berbeda dengan proyektor 35 mm, gambar dari proyektor digital jauh lebih bersih dan kualitasnya akan tetap terjaga jika sudah ditayangkan berkali-kali.

3. MENGAPA TIDAK ADA DERETAN KURSI I DAN O?

Mungkin hal seperti ini sering ditanyakan oleh beberapa penonton yang 'sadar' akan keanehan ini. Tidak ada maksud mistis dalam misteri ini. Tetap ada penjelasan yang masuk akalnya. Absennya deretan kursi I dan O di studio adalah untuk mencegah kerancuan yang terjadi.
Soalnya, huruf I akan tampak serupa dengan angka 1, sementara huruf O akan tampak serupa dengan angka 0. Padahal, seperti yang kita tahu penamaan kursi yang digunakan di bioskop-bioskop Indonesia memakai kombinasi huruf dan angka. Jadi jika huruf yang digunakan serupa dengan angka bisa terjadi kebingungan bagi penontonnya sendiri.

4. MENGAPA ADA SATU BARIS KURSI KOSONG?
Pernahkah kamu memasuki sebuah studio bioskop yang penuh sesak, namun ada satu deretan kursi yang kosong tidak berpenghuni? Yang lebih menyebalkannya lagi, deretan kursi kosong tersebut tergolong "The Best Position". Fenomena ini dulu sempat cukup menghebohkan, apalagi ketika zaman-zaman film Jelangkung garapan Rizal Mantovani dan Jose Purnomo tayang.
Beberapa orang menyebarkan rumor bahwa kursi tersebut sengaja dikosongkan karena ada alasan mistis. Namun sampai sekarang deretan kursi kosong di sebuah studio yang penuh masih juga kita temukan. Apakah itu masih berhubungan dengan hal mistis? Ternyata tidak.
Deretan kursi kosong ini bukanlah untuk para makhluk halus atau sebangsanya, tapi untuk para tamu VIP. Pihak studio sengaja selalu menyiapkan sederet kursi terbaik jaga-jaga jika ada tamu penting yang ingin menonton. Karena tamu VIP, maka mereka harus mendapatkan pelayanan khusus, termasuk tak perlu antre di loket dan pasti mendapatkan tempat duduk di posisi terbaik.
Tamu-tamu penting bisa saja para pemegang saham di bioskop, petinggi-petinggi bioskop atau orang-orang penting lainnya, seperti pejabat pemerintah. Terkadang ada juga penonton biasa yang memang mendapatkan undangan khusus sebagai VIP.

5. KENAPA ADA AREA KOSONG DI BELAKANG STUDIO?
Mungkin ini tidak terjadi di semua studio. Namun keadaan ini sempat menimbulkan perbincangan yang herannya masih juga dihubungkan dengan dunia mistis. Pada kenyataannya, dikosongkannya area belakang studio tujuannya agar penonton bagian belakang bisa merasakan tata suara yang lebih baik.
Sebab, posisi kursi penonton bagian belakang berada sedikit lebih di depan posisi speaker belakang. Hal inilah yang akhirnya memberikan kesempurnaan tata suara yang bisa dinikmati dari semua posisi tempat duduk.
Selain itu, area kosong di belakang juga digunakan oleh para petugas keamanan. Mereka biasa berdiri di belakang untuk memantau keadaan studio serta perilaku para penonton. Kita tidak tahu apa-apa saja yang para penonton lakukan selama di dalam studio. Apakah sedang makan, atau sedang ngobrol, atau sedang 'memadu kasih' atau mungkin sedang membajak film.

6. BENARKAH ISU JARUM SUNTIK DI KURSI BIOSKOP?
Isu ini sempat beredar pada beberapa tahun yang lalu. Sempat tersiar kabar bahwa pada bangku bioskop terkadang ditancapkan jarum suntik yang sudah dinodai oleh virus HIV. Lalu ketika ada penonton yang mendudukinya orang tersebut akan tertusuk dan otomatis akan terinfeksi virus HIV.
Kenyataannya kabar tersebut tidak benar. Sampai sekarang belum ada kasus yang terjadi yang berhubungan dengan isu jarum suntik itu. Lagipula virus HIV sendiri tidak bisa dengan mudah menular begitu saja. Virus ini tidak akan bisa bertahan lama jika berada di luar tubuh manusia.
Jadi, jika ada orang yang dengan nekat menkontaminasikan jarum suntik dengan darah yang sudah terinfeksi HIV lalu diletakkan di kursi bioskop, dengan harapan akan ada yang terkena, maka itu tidak akan terjadi. Karena virus tersebut akan mati dalam waktu beberapa menit.

7. MENGAPA FILM BARU BISA DIPUTAR JIKA SUDAH ADA MINIMAL 4 PENONTON?
Mungkin hal ini sudah mulai jarang ditemukan di bioskop-bioskop di kota besar. Tapi, pada kira-kira 10 tahun yang lalu peraturan ini masih berlaku. Film baru akan diputar apabila jumlah calon penontonnya sudah mencapai batas minimal 4 orang. Ini dilakukan demi kehematan.
Jika hanya satu atau dua orang saja yang menonton, maka pihak bioskop sendiri akan rugi. Sebab memutar sebuah film dalam bioskop membutuhkan beberapa aspek pendukung, seperti listrik, petugas-petugas, dan hal teknis lainnya. Namun kondisi ini sudah jarang ditemui lagi. Kini bioskop tetap menayangkan film, meskipun hanya satu orang saja yang menyaksikannya.

8. KENAPA ADA KAMERA PEMANTAU DI DALAM STUDIO?

Tujuannya untuk memantau situasi di dalam studio. Beberapa bioskop malah sudah melengkapi diri dengan kamera pemantau infra merah. Penggunaan kamera pemantau ini untuk membantu kerja petugas keamanan memantau situasi bioskop atau perilaku penonton.
Terkadang ada beberapa penonton yang tak menjalani peraturan-peraturan yang sudah dijelaskan, seperti menaikkan kaki di atas kursi, bertelepon atau yang paling parah membajak film.


Artikel ini dimuat dalam :
http://www.muvila.com/read/mitos-dan-fakta-dalam-bioskop

February 16, 2013

Seleb Hollywood Ini Juga Pecandu Berat Narkoba

Dunia seleb memang penuh glamor dan kemewahan. Para artis begitu memesona dan memukau. Semua itu nyatanya tidak sama dengan apa yang terjadi di baliknya: dunia nyata.

Beberapa di antara para selebritas itu memiliki realita hidup yang berbeda dengan yang dicitrakan. Mereka pernah terjerumus ke dalam jurang narkoba. Ada yang ujungnya meregang nyawa, namun ada juga yang berhasil lepas dari jeratan narkoba dan kembali menuai sukses.

HEATH LEDGER

Siapa yang tidak kenal aktor yang satu ini. Aktingnya sebagai Joker begitu luar biasa dalam film The Dark Knight. Pujian pun datang dari berbagai kalangan. Namun siapa sangka, aktor yang menjadi lawan main Jake Gyllenhaal dalam film Brokeback Mountain ini ternyata akrab dengan narkoba. Pada 22 Januari 2008, Heath ditemukan tewas di sebuah apartemen di kota New York. Saat itu, ia masih berusia 28 tahun.

Dari hasil autopsi diketahuilah bahwa Ledger meninggal akibat overdosis obat-obatan. Namun, ada kabar burung yang beredar dan bilang kecanduannya terhadap obat-obatan terkait dengan karakter Joker yang ia sedang perankan saat itu. Digosipkan bahwa Ledger tidak bisa melepaskan karakter Joker dari dalam dirinya, sehingga ia menjadi stres.

MICHAEL JACKSON

Michael terkenal dengan gerakan moonwalk-nya yang fenomenal dan ikonik. Albumnya laris manis terjual di dunia. Jutaan penggemar mengagung-agungkan namanya. King of Pop ini yang sempat melakukan beberapa kali operasi plastik ini mengawali karier dari sebuah grup penyanyi The Jackson Five.

Sejak itu, nama Michael mencuat dan terkenal. Sayang, karier penyanyi yang pernah membeli sebuah taman hiburan anak-anak untuk jadi milik pribadinya ini harus berhenti pada usia 50 tahun.

Pada 25 Juni 2009, Michael ditemukan tewas akibat berhentinya kinerja jantung. Salah satu penyebabnya adalah penyalahgunaan obat-obatan. Abang dari Janet Jackson ini rupanya mengalami overdosis propofol. Ini adalah sejenis obat tidur yang penggunaannya harus dalam pengawasan ketat dokter dan hanya bisa digunakan di rumah sakit.

AMY WINEHOUSE

Amy memenangkan Grammy Awards lewat lagu "Rehab". Lirik lagunya yang simple dan jujur membuat banyak orang menyukai lagu tersebut. Amy memenangkan empat penghargaan sekaligus.

Tak tanggung-tanggung, empat penghargaan tersebut berasal dari kategori-kategori penting, seperti Lagu Terbaik, Penyanyi Pop Wanita Terbaik, Penyanyi Pendatang Baru Terbaik dan Album Pop Vokal Terbaik. Lucunya, Amy tidak bisa hadir untuk menerima penghargaan bergengsi tersebut karena tersandung masalah imigrasi.

Namun yang lebih menyedihkan lagi adalah hidup Amy yang dulunya begitu akrab dengan narkoba. Penyanyi yang berpenampilan sedikit nyentrik ini sudah kecanduan narkoba dan minuman keras selama bertahun-tahun. Dan, akhirnya pada 23 Juli 2011, Amy harus meregang nyawa di rumahnya akibat keracunan alkohol.

WHITNEY HOUSTON

Salah satu penyanyi berkulit hitam yang begitu populer di masanya. Peran Whitney dalam film The Bodyguard serta lagu sountrack-nya yang berjudul "I Will Always Love You" membawa ia ke puncak popularitas.

Jangan lupakan pula duet memorable-nya bersama Mariah Carey dalam lagu "When You Believe" yang juga menjadi hits pada zamannya. Whitney juga menjadi langganan nominasi Grammy Awards, dan sempat beberapa kali memenangkannya.
Sayang, kepopuleran dan prestasinya seimbang dengan tingginya rasa ketergantungan Whitney terhadap narkoba. Ia dikabarkan adalah pengguna setia kokain. Selain itu, ia juga gemar menghisap ganja serta menelan obat anti depresi. Hal inilah yang pada akhirnya mengundang malaikat pencabut nyawa mampir untuk mencabut nyawanya.

Pada 11 Februari 2012, Whitney ditemukan tenggelam di bak kamar mandi dalam kondisi sudah meninggal. Namun, bukti lain ternyata menunjukkan bahwa kematiannya Whitney bisa saja merupakan hasil dari sebuah pembunuhan.

ROBERT DOWNEY JR.

Saat ini, Robert bisa saja disebut sebagai salah satu aktor kelas A yang tenar. Ia kerap mendapat peran utama dalam film-film box office. Sebut saja Iron Man 1, Iron Man 2, The Avengers, serta yang sebentar lagi akan tayang Iron Man 3. Ia juga beradu akting dengan Jude Law dalam dwilogi Sherlock Holmes yang cerdas dan lucu.

Namun kenyataan sekarang yang terjadi berbeda jauh dengan masa lalunya. Dahulu, Robert merupakan pecandu kokain, heroin dan ganja. Ia bahkan begitu sering keluar masuk penjara karena kecanduannya ini.

Pada akhirnya, aktor yang pernah hidup serumah dengan Sarah Jessica Parker selama tujuh tahun ini sadar. Ia pun mulai merehabilitasi dirinya dan memulai hidup baru. Hasilnya seperti yang bisa dilihat sekarang, kesuksesan menghampiri Robert.

Proyek-proyek film besar kini menantinya. Salah satu proyek film besar berikutnya yang kemungkinan akan dibuat adalah sekuel film arisan para superhero: The Avengers 2.

OZZY OSBOURNE

Ozzy adalah mantan vokalis utama grup band metal Black Sabbath. Pada masa kejayaannya, Ozzy menjadi salah satu penyanyi rock paling sukses. Pada tahun 1994, Ozzy mendapatkan Grammy untuk lagunya "I Don't Want To Change The World". Ia beserta bandnya menjadi pujaan dan idola para pemuda dan pemudi saat itu.

Namun kecanduannya terhadap obat-obatan dan minuman keras secara perlahan menghancurkan kariernya. Sampai pada klimaksnya, yakni saat Ozzy dipecat dari band pada tahun 1979. Hal ini semakin membuatnya terperosok. Ozzy bahkan pernah menghabiskan tiga bulan sendirian di sebuah kamar hotel dengan hanya ditemani narkoba dan minuman keras.

Untungnya sang istri, Sharon Osbourne, datang menyelamatkan suaminya. Sharon akhirnya memotivasi Ozzy untuk bangkit dari keterpurukan dan memulai kariernya sebagai penyanyi solo. Secara perlahan Ozzy kembali menanjaki kariernya sebagai penyanyi solo dan akhirnya berhasil lepas dari jeratan narkoba setelah 40 tahun hidup sebagai pecandu.
Nama Ozzy Osbourne semakin bersinar pasca rehabilitasi. Ia beserta keluarga bahkan membuat sebuah reality show The Osbournes yang sukses.


Artikel ini dimuat dalam:
http://www.muvila.com/read/seleb-hollywood-ini-juga-pecandu-berat-narkoba

February 9, 2013

Aktor-Aktris Mandarin yang Sukses di Hollywood

Hollywood sampai sekarang masih menjadi kiblat para aktor-aktris dunia untuk berlabuh. Berhasil mendapatkan peran dalam salah satu film besar Hollywood merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam hidup. Inilah yang membuat banyak aktor-aktris dari berbagai negara berusaha untuk bisa menembus Hollywood tersebut.

Salah satu negara yang sering memasok cukup banyak aktor-aktris ke Hollywood adalah China. Banyak artis-artis China yang pada akhirnya berhasil mencicipi dunia seni peran di sana. Muvila membahas beberapa dari mereka yang berhasil menembus Hollywood.


JACKIE CHAN
Ia mungkin jadi aktor mandarin paling terkenal saat ini. Mengawali kariernya sebagai seorang stuntman, secara perlahan Chan berhasil menapak dalam dunia film. Awal mulanya pada tahun 1976, ketika Chan menerima sebuah telegram dari produser film Hong Kong, Willie Chan.
Willie kagum dengan hasil kerja stuntman Jackie, dan menawarkannya peran dalam film garapan sutradara Lo Wei. Dari situlah secara perlahan Jackie Chan menjadi terkenal, sampai akhirnya berhasil menarik perhatian Hollywood. Pada tahun 1980, Battle Creek Brawl, film Hollywood pertama Jackie Chan dirilis.
Setelah itu, Jackie Chan semakin serius untuk berkarier di Hollywood. Biarpun begitu ia bukan merupakan orang yang suka lupa daratan. Jackie masih bermain untuk film-film Hong Kong. Salah satu yang sukses adalah saga Police Story yang menuai sukses di mana-mana. Namun setelahnya, Jackie kembali serius dalam film-film Hollywood.
Salah satu awal kepopuleran Jackie adalah melalui film aksi-komedi Rush Hour, di mana Jackie berduet dengan aktor komedi Chris Tucker. Film tersebut menuai kesuksesan di dunia hingga akhirnya dibikin jadi trilogi. Kabar yang beredar, Jackie Chan akan ikut bergabung dalam The Expandables 3, serta akan kembali berduet dengan Chris Tucker dalam film Rush Hour 4.

JET LI
Sebelum terkenal sebagai aktor, Jet Li sudah dikenal sebagai atlet bela diri. Dari situ, publisis tertarik untuk membawa Jet Li ke dunia seni peran. Sebelum dikenal dengan namanya sekarang, ia harus melalui proses ganti nama dahulu dari nama aslinya, Lie Lianjie. Publisis beranggapan bahwa namanya terlalu sulit untuk diucapkan.
Debut filmnya dimulai dengan film Shaolin Temple pada tahun 1982. Film ini membuat Jet Li terkenal sehingga proyek-proyek film berikutnya berdatangan. Beberapa yang terkenal di antaranya adalah trilogi Shaolin Temple, Once Upon A Time in China, Fist of Legend, yang merupakan remake dari film Bruce Lee, serta Fong Sai Yuk.
Debut akting Jet Li di Hollywood lewat Lethal Weapon 4. Di film tersebut untuk pertama kalinya dalam sejarah aktingnya, Jet Li mendapatkan peran sebagai tokoh antagonis. Setelah itu, ia  melanjutkan kariernya di Hollywood lewat film Romeo Must Die (2000). Di film box office tersebut, Jet Lie beradu akting dengan almarhumah Aaliyah.
Setelahnya, Jet Li terus bermain dalam film-film serius, seperti Danny The Dog (2005), di mana dirinya berperan sebagai seorang dewasa yang bermental anak-anak serta dipelihara seperti binatang. Di situ, ia beradu peran bersama Bob Hoskins dan Morgan Freeman. Kabar terakhir bilang bahwa Jet Li akan kembali lagi bersatu dengan tim dalam The Expandables 3.

CHOW YUNG FAT
Awalnya ia bermain di serial televisi, yang membuat nama Chow Yun Fat cepat melesat ke puncak popularitas. Salah satu serial televisi yang paling populer adalah The Bund. Begitu populernya serial ini, sampai-sampai juga laris di hampir seluruh negara-negara Asia. Walaupun begitu, Chow tidak puas dengan bermain di televisi saja. Ia ingin menjajal layar lebar.
Tapi percobaannya tidak berjalan mulus. Sampai akhirnya pada suatu kesempatan Chow bertemu dengan John Woo. Saat itu, John Woo belum menjadi sutradara yang terkenal. Bersama-sama pada tahun 1986, mereka membuat film A Better Tomorrow. Dalam waktu singkat, film tersebut laris di berbagai negara. Sejak itulah, Chow Yun Fat dan John Woo sering bekerja sama.
Walaupun belum menembus dinding Hollywood, namun nama Chow Yun Fat sudah tenar di mana-mana. Ia bahkan dinobatkan sebagai "Aktor paling mengagumkan di dunia" oleh surat kabar terbitan Amerika Serikat, The Los Angeles Times. Uniknya saat itu, dirinya sudah menjadi idola bahkan sebelum bermain dalam film-film Hollywood.
Barulah pada tahun '90-an, Chow mulai masuk ke dalam dunia film Hollywood. Dimulai dari The Replacement Killer (1998), kemudian The Corruptor (1999) yang ternyata tidak laris. Namun awal kesuksesannya adalah ketika mesti beradu akting dengan Jodie Foster dalam film Anna and The King (1999).
Tidak lama setelah itu, Chow kembali ke Hong Kong untuk syuting film Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000), yang menjadi salah satu film terlaris di dunia dan mendapat beberapa nominasi Oscar pada tahun 2001. Berikutnya, ia konsisten bermain dalam film-film Hong Kong, sembari tidak melupakan kariernya dalam dunia Hollywood. Terakhir kita melihat Chow beradu akting dengan Johnny Depp dalam film Pirates of The Caribbean 3 pada tahun 2007.

STEPHEN CHOW
Ia memulai kariernya sebagai aktor sementara, sampai kemudian berkembang menjadi pemain film. Pada tahun 1987, film pertama Stephen dirilis dengan judul Final Justice. Melalui film itu, Stephen berhasil membawa pulang Golden Horse Award sebagai pemeran pendukung terbaik. Selain itu, ia semakin dikenal lewat perannya dalam serial The Final Combat yang tayang pada tahun 1989.
Kesuksesan besar yang diraih Stephen adalah ketika ikut bergabung dalam proyek film Shaolin Soccer. Melalui film tersebut, nama Stephen Chow menjadi begitu populer. Film ini juga mendapatkan penghargaan untuk Best Picture, Best Actor dan Best Director dalam Hong Kong Film Awards 2002.
Biarpun tidak pernah beradu akting dengan aktor-aktor Hollywood. Nyatanya, nama Stephen Chow juga sangat terkenal di Amerika. Apalagi filmnya, Kung Fu Hustle (2004), juga meraih sukses luar biasa di Amerika. Film tersebut juga memenangkan berbagai penghargaan, seperti BAFTA Awards dan Hong Kong Film Awards.
Film berikutnya yang juga meraih sukses adalah CJ7 (2006). Di sini Stephen berperan sebagai ayah dari seorang anak yang memiliki teman alien. Proyek terbaru Stephen yang kini sedang digarap berjudul, Journey to the West: Conquering the Demons, yang rencananya akan dirilis pada tahun 2013 ini.

GONG LI
Lewat debutnya dalam film Red Sorghum, secara perlahan nama Gong Li mulai dikenal dunia. Apalagi setelah perannya dalam beberapa film garapan sutradara Zhang Yimou.  Ia juga bermain dalam film Raise the Red Lantern, yang mendapatkan nominasi Oscar pada tahun 1990. Perannya dalam film tersebut membuat nama Gong Li menjadi sorotan publik.
Melalui film The Story of Qiu Ju, akhirnya Gong Li mendapatkan penghargaan Best Actress pada Festival Film Venice tahun 1992. Penghargaan didapat Gong Lie lagi dari New York Film Critics Circle lewat filmnya, Farewell My Concubine. Dan pada tahun yang sama juga dirinya mendapatkan penghargaan di Berlin International Film Festival.
Tak pelak, Hollywood pun mulai melirik Gong Li. Terbukti ketika dirinya ikut serta dalam film arahan Rob Marshall, Memoirs of A Geisha. Di film tersebut, Gong Li berperan sebagai Harsumomo yang merupakan seorang tokoh antagonis. Film tersebut juga menuai sukses, baik dari segi komersial maupun penilaian kritikus. Film ini pula yang dijadikan batu loncatan Gong Li untuk terus berkibar dalam dunia perfilman Hollywood.
Akibat Memoirs of A Geisha, tawaran film-film Hollywood pun berdatangan. Gong Li lalu bermain dalam film Miami Vice bersama Colin Farrel, kemudian dilanjutkan dengan Hannibal Rising pada tahun 2007. Pada tahun 2010, Gong Li beradu akting dengan John Cusack dalam film thriller Shanghai.

ZHANG ZIYI
Bisa dibilang kemunculan Zhang Ziyi di Hollywood termasuk cepat. Sebelumnya pada umur 19 tahun, dirinya bermain dalam film garapan sutradara Zhang Yimou berjudul The Road Home. Lalu ia ikut berperan dalam film pemenang Oscar garapan sutradara Ang Lee, Crouching Tiger, Hidden Dragon.
Melalui film tersebut, Ziyi meraih beberapa penghargaan dari Chicago Film Critics Association Awards, Toronto Film Critics Association Award dan Independent Spirit Awards. Lalu ia kembali bekerja sama dengan Zhang Yimou dalam film nominasi Golden Globe dan Oscar, Hero (2002).
Kesuksesannya di Hollywood dicapainya benar-benar ketika ia dipercaya menjadi pemeran utama dalam film Memoris of A Geisha. Walau dalam film itu, Zhang Ziyi sempat menuai kontroversi, karena banyak yang tidak setuju seorang aktris Mandarin memerankan karakter wanita Jepang. Zhang Ziyi dinominasikan di tiga penghargaan sekaligus berkat perannya di sini, yakni dari Golden Globe Award, Screen Actors Guild Awards dan BAFTA.
Prestasinya terus meningkat ketika dirinya menerima undangan untuk bergabung dalam anggota AMPAS (Academy of Motion Pictures Arts and Science). Dengan ini, Zhang Ziyi ikut serta dalam voting yang diadakan Academy Awards. Pada tahun 2013 ini, ada tiga film Zhang Ziyi yang siap dirilis. Di antaranya, Wu Wen Xi Dong, My Lucky Star, Love dan Let Love. Sementara untuk tahun 2014, sudah ada The Great Wall yang menunggu giliran untuk dirilis.


Artikel ini dimuat dalam :
http://www.muvila.com/read/aktor-aktris-mandarin-yang-sukses-di-hollywood

July 7, 2011

Film : Echoes of The Rainbows

Pic From : Google

Tadi siang di Channel Red-nya Indovision gua nonton film yang berjudul "Echoes of The Rainbow" film yang menyentuh, sedih sekaligus membuat kita terenyuh. Gara-gara film ini gua jadi dilanda rasa melow...
Oh tenang, bukan melow gara-gara cinta, eeew, it's so two thousand and one! Tapi melow karena film ini.

Jadi film ini menceritakan tentang sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak laki-laki. Sang ayah bekerja sebagai seorang pengrajin sepatu, sementara sang ibu bertugas di bagian marketing a.k.a yang ngejual hasil sepatu buatan suaminya. Anaknya yang kecil adalah anak yang nakal dan kurang pintar disekolah. Hobinya pun suka nyolong barang-barang, namun selain itu dia pintar jualan. Walaupun begitu dia sangat menyayangi abangnya serta mengidolai abangnya.

Abangnya adalah seorang siswa yang pintar disekolah. Ia juga atlit lari yang dua tahun berturut-turut menjuarai kejuaraan balap lari antar sekolah. Wajahnya yang tampan membuat dia disukai banyak anak gadis. Sebagai anak sulung dia merupakan anak yang tahu diri dan mengerti mengenai keadaan finansial keluarganya sehingga ia tidak pernah bertingkah macam-macam atau bahkan menuntut ini itu. Sebagai abang ia juga sangat menyayangi adiknya dan selalu berusaha menjadi abang yang baik bagi adik satu-satunya.

Walau sederhana namun hidup mereka baik-baik saja dan bahagia. Mereka mensyukuri apa yang telah mereka miliki dan mereka raih. Namun semua itu berubah ketika mengetahui anak pertama mereka yang merupakan anak yang paling mereka banggakan, mengidap penyakit kanker darah. Segalanya berubah dan mereka dipaksa untuk berjuang serta dipaksa untuk benar-benar merasakan susahnya menjadi orang miskin, seperti yang sudah mereka rasakan selama ini.

Film ini yang bikin gua terenyuh, tersentuh dan adegan sedih tersebar disepanjang plot film ini. Namun bagian-bagian paling menyedihkan adalah masa-masa setelah keluarga tersebut mengetahui sang anak sulung menderita penyakin leukimia. Beuuuh, disitu kita dibikin nangis bombay. Tapi gua nggak nangis doooong, kan boys don't cry! hahaha...

Dari awal film kita udah dikasih tau bagaimana lingkungan tempat mereka tinggal. Ada satu aktivitas yang menurut gua unik dan sangat bagus. Dimana keluarga tersebut serta tetangga-tetangga mereka biasa melakukan aktivitas makan malam bersama dijalan depan rumah mereka. Jadi kalo udah malem tuh mereka nyiapin meja makan dan makanan-makanan mereka dijalan depan rumah mereka dan mereka makan bersama-sama. Jadi kaya restoran jalanan gitu, tapi bedanya ini mah acara makan malam biasa aja. Yang bagusnya, disini keliatan banget rasa kebersamaan dan keharmonisan antar tetangga.

Namun dilain adegan kita diperlihatkan bagaimana nggak enaknya jadi orang miskin. Dimana ketika sang anak sulung ini sakit dan dirawat di rumah sakit, mereka sering diabaikan. Pelayanan baru akan berjalan jika sang suster diberikan uang tip. Ketidakpedulian pelayanan rumah sakit terhadap pasien miskin membuat perjuangan keluarga ini menjadi semakin berat saja. Banyak sekali adegan-adegan dibagian ini yang bakalan bikin kita nangis bombay. Karena bener-bener bikin sedih.

Ada beberapa kutipan yang bisa diambil dari film ini; seperti sang ayah yang merasa bahwa keluarga itu adalah hal terpenting dalam dirinya. Serta sebuah rumah haruslah memiliki sebuah atap, karena tanpa atap maka itu tidak bisa disebut rumah. Memang benar sih, sebagus dan semewah apapun bangunan yang kita bangun, kalo tanpa atap maka itu belum bisa disebut rumah. Karena ataplah yang akan melindungi kita dari panas matahari dan air hujan. Lalu kutipan yang pernah istrinya ucapkan bahwa setiap orang harus mempercayai. Membuat kita sadar bahwa seberat dan seburuk apapun masalah kita, kita harus percaya bahwa semuanya akan terselesaikan dengan caranya sendiri, dan segalanya akan baik-baik saja dikemudian hari.

Jangan ragukan segi akting, seluruh jajaran pemain film ini semuanya menampilkan kualitas akting kelas hollywood. Mereka berhasil menyelami karakter mereka dan memberikan penampilan alamiah sehingga membuat gua merasa mereka adalah diri mereka dalam film tersebut, bukan orang yang sedang berakting disebuah film. Untuk segi plot, boleh dibilang plot di film ini sederhana, namun kekuatan dari kesederhanaan itulah yang membuat film ini unggul. Cerita yang bagus ditambah detil cerita yang sangat bersinggungan dengan realita membuat film ini berada diposisi puncak.

Dan disertai sebuah lagu yang luar biasanya pada film ini lagu ini diputar pada moment yang luar biasa sempurna untuk menciptakan adegan yang mampu bikin penonton nangis bombay, nangis bawah merah dan nangis ala berbagai macam bawang lainya. Yang cewek-cewek yakin deh pasti bakalan meneteskan air mata saat adegan yang disertai lagu "My Secret Rainbow" ini muncul.

Jadi buat kamu-kamu yang suka sama film drama yang mampu membuat kalian meneteskan air mata kaya keran air jet pam atau sederas selang pemadam kebakaran, film ini cocok banget buat kalian tonton. Karena emang ceritanya bagus, aktingnya bagus, ending yang sederhana namun begitu bikin terenyuh, serta banyak adegan-adegan yang bakalan kalian nangis bombay.


Title
Echoes of The Rainbow

Year
2010

Genre
Drama

Director
Alex Law

Country
Chinese

Language
Chinese

Subtitle
English

Starring
Simon Yam, Sandra Ng Kwan Yue, Aarif Rahman, Buzz Chung, Paul Chun
Score : 9 / 10
Note : Film asia itu tuh banyak yang bagus-bagus, yang kualitas ceritanya bahkan banyak yang jauh lebih bagus dari pada film-film buatan hollywood. Beneran deh!
 

March 13, 2011

Short Movie : Yours Truly

A Love Story, Gone Wrong

Yang pasti ini adalah film pendek. Yours Truly adalah sebuah film pendek, yang mana kalo yang pendek-pendek itu biasanya independen. Film ini juga tidak beda, dibuat secara mandiri serta dengan dana dan daya yang seadanya. Kasian juga ya, hihihih... Namun bukan samangat pemuda namanya kalo nggak bisa bikin sesuatu yang bagus dari segala keterbatasan. Dan film inilah yang menjadi buktinya.

Berkisah tentang Todi (nama pemain sama nama aslinya sama), seorang pemuda yang bekerja sebagai pengantar bunga dibilangan Jakarta, yang sepertinya cuma mengantar bunga khusus untuk wilayah apartermen aja. Uniknya dia tidak memberikan bunga hantaranya begitu aja kepada orang yang dituju, tapi sebelumnya dia mendendangkan sebuah lagu kepada si penerima bunga. Dan pekerjaanya ini juga sebenarnya bertolak belakang dengan kepribadiannya yang introvert. Namun dibalik semua itu ada kok alasan mengapa dia mau melakukan pekerjaan tersebut.

Pekerjaan delivery bunganya itu pun kemudian mempertemukan dirinya dengan Kayl nama pemain sama nama aslinya sama aja, seorang wanita cantik yang kemudian menjadi sering ia temui karena Todi jadi sering nganterin bunga kepada Kayla. Sepertinya Kayla tipe penakluk pria karena banyak banget cowok yang ngasih bunga kedia melalui jasa delivery Todi. Dan akhirnya atas izin Tuhan Yang Maha Esa mereka pun berkenalan, karena sudah sering ketemuan tapi belum pernah saling kenalan.

Gayung pun bersambut, atas izin Tuhan Yang Maha Esa pula Todi dan Kayla akhirnya jadian. Dan berikutnya adalah masa-masa awal yang bahagia bagi pasangan yang dimabuk asmara. Seolah dunia yang punya cuma Todi dan Kayla berdua aja sementara yang lain benalu. Tapi sayangnya bukan itu ending dari film ini, karena berikutnya hubungan mereka mulai tidak baik-baik saja sampai pada akhirnya sebuah kenyataanya yang mengejukan, mensyokan, mengerikan, tak terduga, tak terkira, tak terbantahkan, luar binasa akan membuat senyum kalian hilang.

Sang film maker boleh dibilang berani dalam membuat film dengan genre yang berbeda dari mainstream yang sedang trend saat ini. Ya wajar aja sih, secara ini kan film pendek. Jadi gak perlu ribet dan capek bikinnya. Selain itu keunggulan dari sebuah film pendek adalah bahwa kisah yang akan disampaikan dibuat sesimple mungkin, namun dengan begitu kita tetap mendapatkan maksud dan tujuan serta makna yang diinginkan si pembuat film dengan baik.

Secara plot film ini dibuat dengan baik, walupun agak sedikit dilonggarkan di awal untuk memberikan gambaran bagaimana pekerjaan si Todi sebagai pengantar bunga, namun berikutnya alur cerita dibuat tetap stabil sampai akhir hayat film ini. Lalu dari segi ide film menurut gua sih memang tidak terlalu original karena begitu melihat ending film ini rasanya tidak asing. Namun untuk segi twist, wew, film ini patut dilemparin jempol karena memang sanggup memberikan twist yang tidak terduga.

Soal akting dan tokoh, karena waktu yang singkat jadinya penonton tidak diberi waktu yang banyak untuk mendalami karakter tiap tokoh yang bergaya disini. Todi sebagai cowok introvert dan Kayla yang tukang ngomong, ya itu aja yang bisa kita dapet dan simpulkan. Akting Todi sebagai pengantar bunga introvert cukup mengalami pincang ketika kita mulai biasa mendengar cara bicara dia yang pelan dan agak teratur namun pada setting restoran ketika dia memberikan tape recorder untuk didengarkan Kayla, Todi mendadak berbicara cukup cepat dan pop. Namun selebihnya baik-baik saja. Untuk Kayla, hmmmm... karena 70% film ini dikuasai oleh Todi maka Kayla jadi kurang fokus untuk diamati, tapi secara umum dia bermain dengan baik.

Gua suka sama gambar yang dihasilkan film ini. Tidak seperti gambar film Indonesia kebanyakan yang bikin film tersebut kesannya malah murahan. Gambar di film ini terasa banget sinemanya, apa lagi film ini dipresentasikan dengan aspek rasio widescreen dan juga bisa dinikmati dalam format High Definition. Gak heran tampilan gambar di film ini enak dilihat. Penggunaan kamera juga hampir seluruhnya dinamis karena sebagian besar menggunakan sistem hand held camera. Segi editing juga layak diberi pujian, pembuat film tahu kapan harus memberikan editing cepat dan kapan harus memberikan editing lambat untuk menunjang kelancaran dan kelanggengan mood penonton.

Namun bukan resensi namanya kalo gak dikasih tahu apa aja yang membuat film ini tidak sempurna. Ya, sebaik-baiknya tupai meloncat pada akhirnya akan disate juga. Film ini juga tidak lepas dari kekurangan. Seperti diatas yang sudah gua bilang, bahwa kayanya wilayah kerja Todi sebagai pengantar bunga adalah khusus apartermen aja dan malahan keliatannya apartermennya itu-itu aja, cuma beda kamar. Apa jangan-jangan yang mengirim dan yang dirikirim bunga adalah orang-orang dari apartemen situ juga lagi, hahaha... Ribet amat kalo gitu, jarak deket, tapi ngirim bunga harus pake pihak ketiga segala. Kemudian tampilan Jakarta yang terkesan sejuk dan nyaman bagi pejalan kaki. Entah ini disengaja atau bagaimana, tapi ini cukup berlawanan dengan realita bahwa Jakarta itu aslinya panas dan sumpek. Disini seolah Jakarta keliatan kaya kota Bogor. Yaaa mungkin aja sih iya... untuk Hujan dan Banjirnya, wuakakakak... Lalu pada ending film ada salah satu benda yang menurut gua, ini gunanya untuk apa? Kok keliatannya nih benda gak ada kontribusinya, malah sampe disyut beberapa kali tanpa memberikan definisi fungsi benda tersebut pada klimaks film. Jangan lupa juga apa yang dilihat si Todi didalam lemarinya, yang juga sempat disyut dua kali untuk menegaskan ada sesuatu dilemarinya. Namun sampai tulisan ini turun, isi lemari tersebut masih menjadi misteri. Mungkin hanya Tuhan dan si Pembuat film saja yang tahu saat ini. Tapi kalo dari pemikiran gua sih, jangan-jangan yang dilihat si Todi itu koleksi film Miyabi-nya kali... secara kan si Todi itu pria single yang sehat jasmani-rohani, yaaaa wajar aja sih kalo nyimpe-nyimpen begituan. Mungkin sebagai penambah semangat kerja atau bahan fantasi kalo lagi "korslet", wuakakakakak... :p



Secara garis besar film ini benar-benar sayang dan rugi banget kalo dilewatin. Kenapa? Karena-Film-Ini-Bisa-Disaksikan-GRATIS-dan-ONLINE. Jadi kalian gak perlu keluar duit buat bayar tiket dan kalian gak perlu keluar rumah untuk cari bioskop. Keterlaluan mah kalo udah dikasih gratisan dan mudah didapet tapi masih gak nonton. Selain itu film ini memiliki keBhinekaan yang tidak Tunggal Ika. Ada perbedaan yang membuat film ini layak diapresiasi. Jika film ini disejajarkan dengan film bioskop indonesia yang sedang ada kebanyakan. Yang didominasi oleh film hantu yang herannya malah bikin orang birahi daripada ketakutan. Film ini walaupun pendek tapi melebihi kualitas dari film hantu pengumbar nafsu itu. Tapi kalo disejajarkan dengan film pendek serupa, rasanya film ini tidak baru. Namun itu terlepas dari surprise twist dan klimaks yang benar-benar mengejutkan dan tidak terduga.

Title
Yours Truly  

Year
2011

Studio
Lucky Beanie Pictures & Cine et Cetera

Genre
Psychological Horror/Thriller

Director
Elvira Kusno & Ian Salim

Story
Elvira Kusno

Producer
Ian Salim & Elvira Kusno

Country
Indonesia

Language
Indonesia

Subtitle
English

Starring
Todi Pandapotan &Kyla Pisita White

Website On Facebook On Twitter On Website
Score : 7.5 / 10
Berharap aja ada versi panjangnya, karena kayanya film ini cukup menjanjikan jika dibikin versi bioskopnya. Dan jika pengen langsung nonton filmnya, silahkan aja klik yang dibawah ini, kalian bisa langsung segera memuaskan rasa penasaran kalian setelah membaca review ini. It's Fast and It's Free...!!!
YOURS TRULY - Short Film from Cine et Cetera on Vimeo. Link : http://www.cineetcetera.com/

February 18, 2011

Film : Crazy Little Thing Called Love

"Best on True Story of Everyone"
Jadi ini loooh film yang gua tunggu-tunggu sampai beberapa kali bikin status di blog dan facebook segala, film yang judulnya "Crazy Little Thing Called Love"

Filmnya tentang cewek junior buruk rupa bernama Nam yang menyukai pangeran senior yang tampan bernama Shone. Khas banget dah sama lika-liku anak sekolahan. Si Nam melakukan segala cara untuk menarik perhatian si cowok, dengan harapan agar si Shone tertarik sama dia, sukur-sukur mau jadi pacarnya hahaha... Dan rupanya ternyata si Nam buruk rupa ini secara perlahan berubah menjadi wanita cantik dan populer di sekolahnya. Yang dulunya cowok-cowok ora sudi nengok ke dia, sekarang pada nengok kalo si Nam lewat. Namun ternyata perubahan yang Nam alami dan perjuangkan ini rupanya tidak merubah perasaan si Shone terhadap dia, Nam merasa kalo Shone masih biasa aja sama si Nam. Ataaaauuuu... begitulah yang si Nam kira.

Film ini film tipikal komedi yang uuuummm kayanya ceritanya udah umum banget dan real banget terjadi. Soal cewek jelek dan cowok cakep serta cinta. Namun yang bikin film ini enak ditonton adalah bahwa si sutradara mengemas film ini menjadi film yang menarik, lucu dan enak ditonton. Banyak adegan-adegan lucu dan menggemaskan di film ini. Apalagi ada dua tokoh di film ini yang kalo mereka muncul gua selalu ketawa atau paling nggak senyam-senyum mulu. Mereka adalah Si guru bahasa inggris Teacher In dan temannya si Nam yang berambut sebahu dan sesekali pake bando dan berwajah lucuuuuuuu banget. Gua gak tau siapa namanya, tapi yang jelas tuh temennya si Nam lucu bangeeeeet, muka dan tingkah lakunya.

Akting para pemainnya menurut gua sih berhasil. Masing-masing dari karakter bisa bermain senatural mungkin. Yaaaa mungkin gara-gara peran ini emang nggak jauh-jauh dari kehidupan asli mereka sehingga mereka nggak kesulitan memerankan peran masing-masing. Si pemeran cowok ganteng yang gua kira bakalan bertingkah super cool seperti Sasuke pada serial Naruto ternyata tidak malu-malu untuk berakting konyol dan lucu, sehingga membuat perannya terasa lebih real. Pemeran Nam yang gua kira aslinya jelek, eeeeh ternyata aslinya cantik bener dan gua suka aktingnya, sampai-sampai bikin gua jatuh cinta sama nih cewek, huhuhhu... mana umurnya cuma lebih muda 3 tahun lagi dari gua, tambah cinta deh, wuakakakakak...

Untuk plot cerita seperti yang gua kasih tau diatas bahwa cerita ini sangat real dan kayanya banyak terjadi dilingkungan sekolah-sekolah. Namun jika dicerna lebih jauh kalian bakalan menyadari bahwa cerita pada film ini tidak jauh berbeda dengan cerita pada film Bangkok Traffic Love Story. Disini ceritanya sederhana, membumi dan khas remaja. Gua gak tau deh disini tuh para pemainnya sedang di sekolah setara SMP apa SMA gua gak tau. SMA kali yaaa?

Oh ya, enaknya film ini adalah durasinya yang dua jam sehingga gua puas dan kenyang menyaksikan cerita film ini yang lucu dan manis. Emang deh, kayanya kebiasaan film-film Thailand durasinya nyaris 2 jam semua, hahaha... puas jadinya. Kekurangan dari film ini yang gak gua suka adalah endingnya yang tidak memuaskan. Beneran deh gua sempet kesel pas ngeliat endingnya yang cuma gitu doang. Jadinya cuma bilang:
"Lah kok gitu doang endingnya, nggak puas banget."
Padahal gua berharap bisa melihat kelanjutan dan apa yang terjadi setelah jawaban si Shone atas pertanyaan si Nam itu. Kan kayanya bakalan seru. Eeeeh... ini malah langsung Credit Title. Menyebalkan, huh.... :p


Overall film ini menarik dan asyik untuk ditonton. Mengenang masa-masa puber remaja yang masih dilanda cinta monyet serta persaingan antara remaja. Lucu aja nonton film ini karena gua harus setuju bahwa cerita pada film ini sedikit banyak pernah dialami orang-orang di dunia nyata. Apalagi banyak adegan-adegan konyol dan lucu yang bikin gua tambah suka sama film ini. Jadi buat yang pengen ngerasain lagi cinta-cintaan jaman SMP atau SMA kalian bisa nonton film ini yang tayang Eksklusif cuma di Jaringan Bioskop Blitzmegaplex.
Title
First Love (Crazy Little Thing Called Love)
Year
2010
Genre
Romance / Comedy
Director
Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon and Wasin Pokpong
Country
Thailand
Language
Thai
Subtitle
Indonesia & English
Starring
Mario Muarer, Fern Pimchanok Leuwisedpaiboon, Tukkie
Score : 7.5 / 10
Note : Abis obrak-abrik internet dan akhirnya menemukan kabar gembira kalo film ini akan dibuat sequelnya, asieeeeek... can't wait deh buat nonton sequelnya, hahaha... Oh ya, film ini yang lagi-lagi bikin gua merasa melankolis sendiri, dasar ya emang gua orang labil, wuakakakaak...


Gambar-Gambar diambil dari Facebok Crazy Little Thing Called Love

January 26, 2011

Film : Burlesque

"It Takes a Legend... to Make a Star"

Udah tau film ini dari pas hari raya thanksgiving di USA sana. Karena saat perayaan hari itulah film ini mulai beredar. Pas ngeliat trailernya makin semangat lah gua buat nonton film ini. Dan pas kemaren, pertengahan januari kemarin akhirnya gua nonton nih film. Burlesque.

Kisahnya tentang si Ali, gadis desa yang mencoba mengadu nasib di Los Angeles, yang kalo disini mungkin ibarat gadis Jember yang pengen ngadu nasib di Jakarta. Di Los Angeles sana dia ketemu atau sepertinya dibawa oleh nasib menuju ke sebuah klub bernama klub Burlesque. Lantas si Ali ini masuk kedalam dan terpesona, terkagum-kagum, ternganga-nganga, terbengong-bengong dengan kenyataan bahwa di dalam klub tersebut terdapat perkerjaan impiannya. Dimana disana terdapat cewek-cewek yang berpakaian kekurangan bahan dan seakan diracuni oleh Lady Gaga yang merasa haram jika memakai pakaian sampai kebawah lutut; sedang menari, jungkir balik, loncat sana loncat sini, melakukan split, menampilkan selangkangan selebar mungkin, memberikan pantat ke penonton, memiliki hubungan dekat dengan bangku, serta melakukan gerakan akrobatik lainnya. Ali suka itu dan pengen menjadi salah satu gadis yang bisa melakukan tarian pemanggil 'hujan' itu.

Karena merasa kebelet pengen ikutan menari diatas panggung Ali langsung nyari yang punya tempat. Dan ia mendatangi Tess yang mengatakan bahwa saat ini klubnya lagi gak butuh tambahan orang baru. Disamping itu pula klubnya lagi dilanda permasalahan keuangan yang dapat berakhir Tess harus melepaskan klubnya itu. Sehingga rasanya tidak mungkin baginya untuk menambah satu pekerja lagi yang harus ia upahi.

Tidak patah semangat karena sudah terlanjur cinta dengan klub tari penuh birahi dan selangkangan itu, Ali akhirnya memutuskan untuk menjadi Petinju saja... Enggak deng, becanda, hehehe... Ali memutuskan untuk berkerja sebagai waitress disana, beda pekerjaan tapi sama lokasi. Sampai suatu saat ia akhirnya mendapat kesempatan untuk menyalurkan birahinya sebagai penari diatas panggung. Dan satu hal yang membuat para penari dan tess terkejut, bahwa si Ali bisa nyanyi. Yeaaaah... She can sing! Karena kebanyakan dari para penari di klub itu hanya bisa lipsync aja sambil nari, kaya penyanyi aerobik yang kita ketahui selama ini. Dan itulah yang membuat Ali langsung meroket ke puncak ketenaran. Disini juga terdapat kisah cintanya Ali dengan Jack... Yang berujung pada tenggelamnya kapal titanic(?!), no... Becanda... :p

Dari segi cerita sih film ini biasa aja, film ini mampu memberikan semangat meraih impian sebagaimana yang para agen MLM gencar lakukan, Cuma film ini lebih baik dari pada para agen itu. Film ini bercerita tentang seorang gadis desa yang mengadu nasib di kota besar dan berhasil karena dia memang punya bakat dan juga keberanian, sebuah aspek penting dalam kesuksesan bahwa menujukan bakat itu butuh keberanian. Cuma abis itu, yaaaa gitu deh... Dari plot nothing special.

Namun apa yang membuat Ellious Grinsant yang keren, misterius, sayang anak, dan alim ini begitu suka dengan film ini? Jawabannya adalah tarian, musik dan lagu. Film ini penuh dengan tarian yang sensual dan semangat. Penuh dengan musik-musik beat yang jika dipasang di klub beneran bakalan bikin ibu-ibu Darma Wanita goyang. Penuh dengan lagu-lagu yang powefull namun juga easy listening. Serius deh kalo gua benar-benar dalam klub itu dan menyaksikan semua penampilan itu gua bakalan selalu tepuk tangan paling keras setiap sebuah penampilan selesai. Luar biasa.

Segi Akting. Si Ali a.k.a Christina Aguilera... Hmmm dia bermain alami dan naturalisasi dalam sesi akting cerita namun ketika akting untuk nyanyi serta dance, aura Christina Aguilera yang kita kenal begitu menyelimuti karakter Ali. Jadi pada beberapa lagu gua merasa Christina Aguilera lah yang sedang tampil bukan si Ali. Cuma tetap aja gua suka sama perfomancenya. Bikin seger mata sih, hehehe... :p Cher. well gua jarang ngeliat akting dia di film. Namun disini akting dia terbilang bagus kok. Lalu ada Cam Gigandet yang semakin hari gua semakin merasa nih orang makin laris aja. Aktingnya pun juga menurut gua nggak jelek kok, diatas rata-rata malah. Dan berikutnya adalah Kristen Bell, yang sebelumnya gua begitu adore dia karena perannya sebagai gadis baik-baik yang manis dalam When in Rome dan You Again, kini berubah jadi cewek nakal yang jahat. Apalagi ketika dia tampil di panggung dengan begitu hotnya, woooouhhh... Bikin gua merasa seharusnya nonton film ini tuh di kamar sendirian, bukan di bioskop yang penuh dengan banyak orang. Gelisah sendiri jadinya, hihihi, dasar anak alim. Sayangnya peran disini yang jahat tidak dapat porsi yang cukup seimbang yang mampu mengimbangin dominasi Ali dalam film ini. Karena menurut gua kali kedua karakter ini diberi porsi seimbang dan saling memberi masalah maka jalan cerita akan jadi lebih menarik.  

Overall. Serius deh, filmnya begitu menyenangkan untuk ditonton. Cerita yang ringan, lagu-lagu yang powerful namun enak didengar serta musik yang bisa bikin orang goyang. Terlebih lagi ada nilai plus, yaitu salah satu lagu yang dinyanyikan Cher dinominasikan sebagai Best Song dalam Golden Globe.

Score : 7 / 10 Note : Kapan yang Indonesia bisa bikin Drama Musical yang asik kaya gini. Yang ada selama ini menurut gua mah nggak ada yang berhasil...

Poster from : impawards.com