Pages

March 6, 2008

Film : The Butterfly

Sekarang ini gua menfilosofikan film Indonesia sebagai manusia yang mengikuti undian dan gua, Ellious Grinsant si tampan dari utara, sebagai hadiahnya. Jadi bagi film-film yang beruntung dia akan mendapatkan hadiah utama, yaitu filmnya ditonton oleh gua. Karena kenapa, gua udah mulai merasa merendahkan film-film Indonesia karena kualitasnya yang semakin buruk. Saha satunya ini.

Film Butterfly seharusnya menjadi film yang bagus untuk ditonton. Secara iklannya aja selalu muncul sebelum film utama mulai dan juga ptongan film ini masuk dalam iklan XXI/21 yaitu iklan cara berSMS boros ke nomor 2121 dengan tarif 2000 rupiah perbales SMS.

Film ini mengisahkan bersahabatan 3 orang manusia. 2 cewek dan satu cowok, serta satu lagi kolor ijo (konon orang gak boleh ganjil. Biasanya ada yang nemenin. Sayangnya difilm ini additional palyer tidak terlihat) yang merencanakan liburan KELILING jawa. Padahal dari awal sampai akhir film mereka hanya berada disatu tempat aja. Disela-sela liburan tersebut juga terselip potongan-potongan masa lalu mengenai ketiga sahabat tersebut yang sebenarnya mengurangi kenikmatan menonton film ini. Film ini dikatakan sebagai Masterpiece Nayato Fio Nuala a.k.a KOYA PAGAYO (bener gak sih dia sama orangnya?) namun sayangnya itu tidak berhasil. Film ini tidak sanggup menandingi hebatnya film Eiffel I’m In Love atau Ada Apa dengan Cinta.

Segi akting… haaaah standar banget dan khas anak muda banget. Gua gak tau jalan pikiran Popy Sovia namun dalam film ini kualitas aktinya menurun. Kedua mahluk temannya juga sama aja. Berakting standar (dimana masterpiecenya?). gua gak tau dimana kelebihan dari film ini (Oh ya ada! Tar gua kasih tau) semua adegan terasa hambar tanpa memberika kesan tersendiri terhadap penonton. Gambar-gambar yang disajikan memang indah namun itu biasa. Bahkan terkadang kurang penting. Satu lagi keburukan yang paling buruk dari film ini. Mungkin ini adalah ikon dari masterpiece film ini. Ada adegan dimana kedua cewek tersebut berciuman (cukup aneh ya), namun ciuman itu ditambah INGUS! I-N-G-U-S. Ih Joroooks banget. Entah apa yang ada dipikiran si Nayato sehingga memasukan unsur kimia ingus kedalam adegan tersebut. Pas gua tonton aja, banyak penonton sekeliling gua pada berkata Wuueeekksss… saat melihat adegan tersebut. Mungkin ini merupakan kali pertamanya adegan ciuman lesbi disertai ingus. Sayang adegan ini kurang fenomenal.


Pemain : Andhika Pratama, Debby Kristy, Popy Sovia, (Kolor Ijo! Karena konon tidak boleh ganjil dalam foto maupun film. Hehehe… urban legend)
Sutradara : Nayato Fio Nuala
Runtime : Tanya Kupu-kupunya aja dah.
Rating : DEWASA : Karena ada adegan ciuman lesbi ditambah INGUS! MENGERIKAN!

 
Score : 3.5 / 10
(sejijik-jijiknya cobaan dalam acara Fear Factor, pasti masih kalah dengan melakukan adegan ciuman sesama jenis ditambah INGUS! Wueeeks!)

Related Posts...

1 komentar pada artikel : Film : The Butterfly

agen distributor pelangsing wsc said... (Reply)

betul,kenapa hilm horor indonesia di dominasinya cerita sex

Post a Comment