Pernahkah kamu pergi ke bioskop dan menyadari bahwa ada beberapa hal menarik yang kita temui disana. Seperti, kenapa tidak ada deretan kursi I dan O dalam studio. Atau, kenapa ada tiga proyektor dalam 1 studio? Semua hal-hal tersebut memang tampak remeh. Cukup banyak pula orang yang bertanya-tanya soal hal itu. Ini penjelasannya.
1. KENAPA KITA HARUS PILIH KURSI SEBELUM NONTON?
Ini merujuk pada situasi bioskop kita pada zaman dahulu. Jika kalian mengetahui bioskop tua Grand yang terdapat di kawasan Senen, Jakarta, terdapat teralis besi pada pintu masuknya. Ini dilakukan karepa pada zaman dulu penonton Indonesia tidak seelegan zaman sekarang ini.
Animo orang Indonesia datang ke bioskop pada zaman dahulu begitu hebat dan kuat. Maka sering terjadi kehebohan bahkan kerusuhan menjelang masuk studio, karena orang-orang berebut untuk masuk.
Selain itu, pada zaman dahulu setiap penonton yang sudah memiliki tiket bisa duduk di kursi mana saja. Ini membuat banyak penonton kesulitan memilih tempat duduk. Sekarang pemberlakuan untuk memilih kursi dilakukan untuk memudahkan calon penonton serta mencegah keributan menjelang masuk studio.
Selain juga untuk mencegah adanya penonton ilegal yang menyeludup ke dalam studio. Lagipula, kita tentu ingin mendapatkan posisi paling enak untuk menonton kan?
2. KENAPA ADA DUA PROYEKTOR DALAM 1 STUDIO?
Beberapa tahun yang lalu, bioskop-bioskop Indonesia masih memakai proyektor pita 35mm. Sementara 1 roll pita film biasanya berdurasi 20-30 menit, dan film-film yang tayang durasinya rata-rata 90 menit. Bahkan, film Titanic (1998) atau Pirates of Caribbean: At Worlds Ends (2007) durasinya mencapai lebih dari tiga jam. Karena itulah studio membutuhkan beberapa proyektor.
Penggunaan beberapa proyektor ini untuk menjaga kesinambungan film selama pemutaran. Jadi, begitu roll film di proyektor 1 habis, maka otomatis berpindah ke proyektor 2. Ketika telah terjadi perpindahan, petugas akan mengganti roll film di proyektor 1 dengan roll yang baru. Lalu ketika roll film di proyektor 2 habis, maka gambar otomatis berpindah ke proyektor 3. Begitu seterusnya.
Namun sekarang penayangan film dengan metode roll 35 mm ini sudah mulai tidak digunakan lagi. Bioskop-bioskop sudah menggunakan proyektor digital yang lebih efisien dan canggih. Di sini, film akan disimpan dalam sebuah hard disk drive berukuran besar, lalu ditayangkan lewat satu proyektor saja.
Berbeda dengan proyektor 35 mm, gambar dari proyektor digital jauh lebih bersih dan kualitasnya akan tetap terjaga jika sudah ditayangkan berkali-kali.
3. MENGAPA TIDAK ADA DERETAN KURSI I DAN O?
Mungkin hal seperti ini sering ditanyakan oleh beberapa penonton yang 'sadar' akan keanehan ini. Tidak ada maksud mistis dalam misteri ini. Tetap ada penjelasan yang masuk akalnya. Absennya deretan kursi I dan O di studio adalah untuk mencegah kerancuan yang terjadi.
Soalnya, huruf I akan tampak serupa dengan angka 1, sementara huruf O akan tampak serupa dengan angka 0. Padahal, seperti yang kita tahu penamaan kursi yang digunakan di bioskop-bioskop Indonesia memakai kombinasi huruf dan angka. Jadi jika huruf yang digunakan serupa dengan angka bisa terjadi kebingungan bagi penontonnya sendiri.
4. MENGAPA ADA SATU BARIS KURSI KOSONG?
Pernahkah kamu memasuki sebuah studio bioskop yang penuh sesak, namun ada satu deretan kursi yang kosong tidak berpenghuni? Yang lebih menyebalkannya lagi, deretan kursi kosong tersebut tergolong "The Best Position". Fenomena ini dulu sempat cukup menghebohkan, apalagi ketika zaman-zaman film Jelangkung garapan Rizal Mantovani dan Jose Purnomo tayang.
Beberapa orang menyebarkan rumor bahwa kursi tersebut sengaja dikosongkan karena ada alasan mistis. Namun sampai sekarang deretan kursi kosong di sebuah studio yang penuh masih juga kita temukan. Apakah itu masih berhubungan dengan hal mistis? Ternyata tidak.
Deretan kursi kosong ini bukanlah untuk para makhluk halus atau sebangsanya, tapi untuk para tamu VIP. Pihak studio sengaja selalu menyiapkan sederet kursi terbaik jaga-jaga jika ada tamu penting yang ingin menonton. Karena tamu VIP, maka mereka harus mendapatkan pelayanan khusus, termasuk tak perlu antre di loket dan pasti mendapatkan tempat duduk di posisi terbaik.
Tamu-tamu penting bisa saja para pemegang saham di bioskop, petinggi-petinggi bioskop atau orang-orang penting lainnya, seperti pejabat pemerintah. Terkadang ada juga penonton biasa yang memang mendapatkan undangan khusus sebagai VIP.
5. KENAPA ADA AREA KOSONG DI BELAKANG STUDIO?
Mungkin ini tidak terjadi di semua studio. Namun keadaan ini sempat menimbulkan perbincangan yang herannya masih juga dihubungkan dengan dunia mistis. Pada kenyataannya, dikosongkannya area belakang studio tujuannya agar penonton bagian belakang bisa merasakan tata suara yang lebih baik.
Sebab, posisi kursi penonton bagian belakang berada sedikit lebih di depan posisi speaker belakang. Hal inilah yang akhirnya memberikan kesempurnaan tata suara yang bisa dinikmati dari semua posisi tempat duduk.
Selain itu, area kosong di belakang juga digunakan oleh para petugas keamanan. Mereka biasa berdiri di belakang untuk memantau keadaan studio serta perilaku para penonton. Kita tidak tahu apa-apa saja yang para penonton lakukan selama di dalam studio. Apakah sedang makan, atau sedang ngobrol, atau sedang 'memadu kasih' atau mungkin sedang membajak film.
6. BENARKAH ISU JARUM SUNTIK DI KURSI BIOSKOP?
Isu ini sempat beredar pada beberapa tahun yang lalu. Sempat tersiar kabar bahwa pada bangku bioskop terkadang ditancapkan jarum suntik yang sudah dinodai oleh virus HIV. Lalu ketika ada penonton yang mendudukinya orang tersebut akan tertusuk dan otomatis akan terinfeksi virus HIV.
Kenyataannya kabar tersebut tidak benar. Sampai sekarang belum ada kasus yang terjadi yang berhubungan dengan isu jarum suntik itu. Lagipula virus HIV sendiri tidak bisa dengan mudah menular begitu saja. Virus ini tidak akan bisa bertahan lama jika berada di luar tubuh manusia.
Jadi, jika ada orang yang dengan nekat menkontaminasikan jarum suntik dengan darah yang sudah terinfeksi HIV lalu diletakkan di kursi bioskop, dengan harapan akan ada yang terkena, maka itu tidak akan terjadi. Karena virus tersebut akan mati dalam waktu beberapa menit.
7. MENGAPA FILM BARU BISA DIPUTAR JIKA SUDAH ADA MINIMAL 4 PENONTON?
Mungkin hal ini sudah mulai jarang ditemukan di bioskop-bioskop di kota besar. Tapi, pada kira-kira 10 tahun yang lalu peraturan ini masih berlaku. Film baru akan diputar apabila jumlah calon penontonnya sudah mencapai batas minimal 4 orang. Ini dilakukan demi kehematan.
Jika hanya satu atau dua orang saja yang menonton, maka pihak bioskop sendiri akan rugi. Sebab memutar sebuah film dalam bioskop membutuhkan beberapa aspek pendukung, seperti listrik, petugas-petugas, dan hal teknis lainnya. Namun kondisi ini sudah jarang ditemui lagi. Kini bioskop tetap menayangkan film, meskipun hanya satu orang saja yang menyaksikannya.
8. KENAPA ADA KAMERA PEMANTAU DI DALAM STUDIO?
Tujuannya untuk memantau situasi di dalam studio. Beberapa bioskop malah sudah melengkapi diri dengan kamera pemantau infra merah. Penggunaan kamera pemantau ini untuk membantu kerja petugas keamanan memantau situasi bioskop atau perilaku penonton.
Terkadang ada beberapa penonton yang tak menjalani peraturan-peraturan yang sudah dijelaskan, seperti menaikkan kaki di atas kursi, bertelepon atau yang paling parah membajak film.
Artikel ini dimuat dalam :
http://www.muvila.com/read/mitos-dan-fakta-dalam-bioskop
Belum ada komentar pada Artikel : "Mitos dan Fakta dalam Bioskop" | Jadilah yang pertama memberikan komentar pada postingan ini : )
Post a Comment